Rabu, 27 November 2013

Pola hidup bersih dengan jamban sehatmerupakan salah satu upaya untuk mejaga kesehatan keluarga. Di daerah perkotaan kebiasaan buang air besar tidak pada tempatnya mungkin sudah jarang anda temui. Beda halnya jika anda berkunjung ke daerah terpencil seperti daerah Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kebiasaan buang air besar  (BAB) tidak pada tempatnya inilah yang menyebabkan terjadinyadiare dan penyebaran penyakit lainnya.  Kebiasaan ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk mau buang air besar pada jamban.
Sudah menjadi tugas tenaga medis untuk datang dan menghimbau warga untuk melaksanakan pola hidup bersih dengan jamban sehat. Kampanye untuk hidup sehat dimulai dari tidak buang air besar sembarangan memang harus digalakkan. Sudah selayaknya jika sebuah rumah memiliki setidaknya 1 jamban keluarga.

Pola hidup bersih dengan jamban sehat berhasil diterapkan masyarakat Alor NTT

Tidak mudah memang mengubah kebiasaan masyarakat, terlebih jika kebiasaan itu sudah lama dilakukan dengan oleh mereka. Hal ini diakui oleh Dwi Sari, seorang tenaga medis (sanitarian) yang telah berhasil mensosialisasikan pola hidup bersih dengan jamban sehat kepada masyarakat Alor NTT.  Seperti yang dikutip di detik.com, Dwi Sari mengungkapkan bagaimana pahit manisnya membuat masyarakat sadar dan mengerti arti pentingnya mempunyai jamban sendiri di rumah.
cara instalsi jamban sehatDatang kesebuah desa kemudian langsung mengubah kebiasaan hidup mereka membutuhkan waktu yang cukup lama. Tidak bisa dalam waktu sesingkat-singkatnya sebab mengubah kebiasaan masyarakat dibutuhkan kesabaran dan pendekatan yang baik agar masyarakat mau menerima kehadiran kita kemudian mau menerima masukan yang kita berikan tentang bagaimana mengubah perilaku buang air besar tidak pada tempatnya. Beberapa tips dari Dwi tentang mengubah pola hidup masyarakat tersebut adalah kita harus mau meninggalkan atribut sebagai anak kota, berbaur dengan warga dan tidak menganggap diri kita lebih maju dan lebih tinggi daripada mereka.  Untuk memudahkan langkahnya, Dwi juga mengajak kader-kader posyandu dan beberapa warga untuk turut  mensosialisasikan program sanitasi PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat Alor.
Berkat kegigihannya inilah  Dwi Sari dianugrahkan gelar Tenaga Kesehatan teladan Tingkat Nasional 2011 yang diberikan langsung oleh Menkes di gedung kemenkes Jakarta 2011 lalu.  Cerita Dwi Sari sebagai seorang aktivis sanitarian cukup menginspirasi bagi tenaga medis lainnya yang ingin mendarmakan pengetahuannya di daerah terpencil. Kegigihan, kesabaran dan keuletan Dwi Sari patut dicontoh untuk mensosialisasikan Pola Hidup Bersih dan Sehat di daerah-daerah tertinggal lainnya. Mengajak orang lain untuk hidup bersih dan kepada diri sendiri khususnya artinya kita sudah berpartisi pasi menyehatkan kehidupan berbangsa.
Salam Sehat untuk Keluarga Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar